Selasa, 13 Juni 2017

Bangsa Indonesia Lupa Mempribumisasikan Nilai-Nilai Pancasila

Bravo Indonesia! Barvo! Go Indonesia? Indonesia Pasti Bisa!

Sengaja penulis mengawali tulisan ini, karena penulis ingin memberi kabar gembira bukan berbagi kelesuan.

Pancasila, Bhinneka Tungga Ika, NKRI dan UUD 1945 dari empat tugas itu mari kita koreksi bersama-sama. Apakah ke-empat itu sudah berjalan semua, saya rasa ada yang mengatakan sudah dan juga tentu ada yang mengatakan belum. Tapi sudahlah dari perdebatan siapapun pembaca.
Sebagai pemiliki tulisan ini, penulis punya sebuah argumen sendiri bahwa dari empat itu masih berjalan setengah-setengah. Masih terus berproses. Ok, lah dua sudah jalan seperti UUD 1945 dan NKRI masih ada sampai sekarang meskipun satu wilayah lepas yaitu Timor-Timur pada zamannya Habibie.

Duanya lagi yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika bagaimana cara menerapkannya bingungkan? Ambil contoh satu Pancasila. Menerapkan dalam artian hal yang mendasar dari jaminan apakah Pancasila akan terus ada? Jika tidak ada langkah konkrit untuk mewarisi Pancasila niscaya 10 tahun lagi atau satu abad lagi Pancasila akan menjadi seperti ideologi komunis yang hancur.

Ok lah Pancasila sudah ada di Indonesia sudah berjalan 72 tahun, tapi ingatlah bahwa Pancasila masih bertahan sekarang ini satu karena peranan besar pemerintah Soekarno. Presiden pertama tersebut sebagai perumus lima nilai Pancasila. Kemudian pemerintahan presiden Soeharto yang terkenal dengan gencar sosialisasi Pancasila. Pancasila benar-benar diperkenalkan hingga ke masyarakat kecil disuruh menghafal hingga pembacaan Pancasila di upacara hari Senin. Itu pun untuk para pelajar, untuk orang awam mana ada buat ibu rumah tangga/kuli bangunan untuk membaca seminggu sekali?

Adapun butir-butir Pancasila menurut Tap MPR No. I/MPR/2003. Jika dari TAP MPR ini ada yang bertugas merealisasikan sudah pasti kegaduhan dalam negeri tidak akan terjadi. Indonesia tentunya fokus urusan Internasional akan berjalan mulus. Sayangnya lagi-lagi belum ada yang bertugas fokus merealisasikan TAP MPR/2003 ini. Berikut ini perincian penjelasan Pancasila.


Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila ketiga: Persatuan Indonesia
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran / perwakilan
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Kemudian Pasca Reformasi Taufiq Kiemas merumuskan seminar empat pilar yang sempat menjadi acungan jempol di kalangan akademik. Beberapa penilitian tentang Pnacasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD dikaji kembali. Perlunya melahirkan kembali semangat empat pilar. Seminar-seminar ini dijalankan para pejabat MPR. Setelah posisi MPR disamakan dengan lembaga-lembaga lain seperti DPR, Presiden, MA dst di pasca reformasi.

Kini sekarang gaung Pancasila kembali pudar tidak lagi memiliki taring. Orang-orang kritis pun seakan bosan membicarakan Pancasila, benarkah begitu? Terlebih adanya gangguan luar perongrong Pancasila yaitu gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam. Pancasila sebagai sesuatu yang Thogut. Dimana hati para pembaca seakan gagap/bingung harus membela. Seakan-akan kehilangan arah karena ketidak-ada kreativitas para pemikir yang berjiwa Pancasila. Hingga akhirnya gencar pembelaan "Aku Pancisla" di era Jokowi ini yang terus diviralkan. Maksudnya apa-apaan lagi ini? Saya rasa gaung Aku Pancasila sebentar lagi lenyap, buktinya sekarang apa masih ada viral itu?

Siapa para pembela Pancasila, masyarakat kah? Lembaga kah? Pemerintah kah? Mana tidak ada sama sekali. Pemerintah hanya menjalankan tugasnya masih-masing, begitu juga dengan masyarakat sibuk untuk mencari kebutuhan hidup. Para akademisi sibuk mengerjakan tugas-tugasnya, dosen sibuk cari donatur penelitian/kerjaan lain. Sesungguhnya tidak ada pembela Pancasila yang sejati di negeri ini. KPK, Polisi, ABRI, DPR, BNPT, sudah memiliki tugas masing-masing. Jika pun ada sebgian komunitas/kelompok masyarakat yang mempromosikan Pancasila ke negara lain tapi mana hasilnya? Apakah negara yang dipromosikan manganut Pancasila/Empat Pilar? Gak kan?

Saya rasa pembaca yang berpikir kritis ayo rumuskan bareng-bareng, bagaimana Pancasila bisa membumi hingga ke masyarakat kecil. Sosialisasi sudah, seminar sudah, mempromosikan atau jualan Pancasila yang dilakukan para dubes sudah. Tapi kondisi di dalam negeri sendiri masih ada loh yang meragukan nilai-nilai Pancasila. Silahkan koreksi diri sendiri.

Saran penulis Pancasila sudah seharusnya masuk pada ranah aktualisasi konkrit yaitu harus ada suatu lembaga/badan/komisi khusus untuk mempribumisasikan Pancasila. Misal penulis beri nama Badan Penggerak Empat Pilar (BPEP) yang bergerak layaknya seperti KPK/BNPT yang diberi anggaran khusus sebagaiman lembaga pemerintahan lainnya. Dengan begitu nanti akan lahir sebuah sistem baru yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Menampung semua kebutuhan, kelompok suku, ras, agama atau ideologi lain untuk berkumpul dan berdiskusi di lembaga baru ini. Dari sini dapat membendung paham-paham radikal dari golongan yang akan menghancurkan Pancasila.

Layaknya sebuah opini publik yang terwadahi dalam sebuah lembaga baru yang mana kesalahan yang terjadi tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Contoh kesalahn konkrit adalah ketika kubu Nasionalis dan kubu Islam selalu bentrok di awal pasca kemerdekaan yang pada akhirnya kembali redam pada masa Soekarno dan Soeharto. Sekarang muncul lagi pada Pilkada 2017 DKI yang mencolok pada pemilihan pemimpin muslim atau non muslim. Masyakarat seakan-akan bingun atau sudah lupa adanya pendirian negara ini. Hal yang seperti ini harusnya tidak diperdebatkan lagi. Marilah berpikir ke depan jangan sibuk bentrok di urusan dalam negeri. Tugas negara ini masih ada yaitu turut serta dalam perdamaian dunia, sebagaimana dalam pembukaan UUD 1945.

Silahkan ide seperti ini diambil dan dikembangkan oleh para pembaca yang budiman. Bahwa negara Indonesia harus tetap ada untuk generasi yang akan datang. Indonesia negara yang besar, jangan dipecahkan seperti negara-negara Eropa, Timur Tengah dan Amerika. Mari jaga wilayah NKRI ini jangan sampai terlepas satu per satu. Salam Indonesia.

1 komentar:

  1. Sands Casino Hotel and Spa | New Buffalo Hotel in New Buffalo
    This casino resort is 메리트 카지노 주소 part of the 1xbet Buffalo Niagara Reservation. It 샌즈카지노 is owned by the Eastern Band of Indians of New Buffalo and operated by

    BalasHapus