Rabu, 13 Februari 2013

Negeri Kafir Tapi Keseharian Islami

Beberapa partai politik masih mencantumkan Islam sebagai
asas/dasar organisasinya, begitu juga beberapa perkumpulan
lain yang non-politis. Ketika hal itu ditanyakan pada
penulis, maka jawabannya adalah biar saja, karena itu adalah kehendak
mereka. Si penanya mengemukakan: aneh sekali, Anda
dari dahulu selalu menentang negara Islam, mengapakah
partai
politik yang berasaskan Islam tidak Anda tolak? Bukankah ini
berarti Anda menerima pandangan mereka?
Jawabannya justru karena penulis menolak negara Islam
Islam di Indonesia, tapi tidak di tempat lain yang penduduknya
homogen (berpandangan tunggal).
Karena bangsa kita beraneka
ragam dalam pandangan hidup,
dengan sendirinya negara tidak
dapat hanya melayani mereka
yang berpandangan negara Islam
saja. Orang muslim pun, seperti penulis yang tidak menerima
negara Islam di Indonesia, harus dihargai pendapat dan sikap
hidup mereka. Apalagi yang tidak beragama Islam, yang jumlahnya
melebihi 10% bangsa ini. Adalah tindakan gegabah untuk
menganggap konsep negara Islam
diterima seluruh kaum muslimin
di negeri ini, hanya karena Islam sebagai agama mayoritas
penduduk Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar