Selain itu, Islam tidak mempunyai konsep yang pasti (baku)
tentang bagaimana sang pemimpin ditetapkan. Kepemimpinan
sebuah organisasi Islam, ada yang ditetapkan melalui pemilihan
dalam kongres atau muktamar, tetapi masih tampak betapa
kuatnya faktor keturunan dalam hal ini, seperti dialami penulis
sendiri. Baiknya sistem ini, jika orang itu membentuk kehidupannya
sesuai dengan konsep kemaslahatan umat. Buruknya, jika
pemimpin berdasarkan garis keturunan itu tidak memahami tugas
dan kewajibannya, melainkan hanya asyik dengan kekuasaan
dan kemudahan-kemudahan yang diperolehnya, maka akan
menjadi lemahlah kepemimpinan tersebut. Apalagi jika kepemimpinan
itu di tangan seorang penakut, yaitu pemimpin yang
takut kepada tekanan-tekanan dari luar dirinya. Memang kedengarannya
mudah mengembangkan
kepemimpinan dalam kehidupan,
tetapi sebenarnya sulit juga, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar