Selasa, 10 Maret 2015

Arti Cinta

Mengenal cinta adalah ibarat bensin atau tenaga untuk terus berjalan. Sewaktu duduk untuk pertama kalinya di bangku SD ku lihat ke depan seorang anak perempuan tersenyum melihatku. Ku buang pandangan tapi dia terus memandangi dan terus tersenyum. Aku ingin memastikan bahwa senyuman itu untuku. Saat itu pula aku mengenal arti suka menyukai yang terus aku pendam. Senyuman yang memberi hiburan, senyuman yang menyemangatiku. Setiap detik dia terus memandangiku dan tersenyum. Tiada teman pun yang tahu. Teman sekelas tahu cintanya bukan denganku. Aku pun coba mendekati dengan menuliskan di kertas sobekan Dia love Dia. Lalu aku masukkan ke dalam tasnya. Dia menolak dengan senyuman lepas sambil mendorong kertas sobekan di tangan, aku pun ikut tersenyum.
Kejadian itu hanya sekali namun terus terkenang seakan berkali-kali. Aku pernah beritikad hanya dia satu-satunya untuk aku kenal. Hingga tiba saatnya aku pindah ke luar kota tanpa memberitahu dia. Sebelum aku pergi kusempatkan mencari tahu dimana rumahnya dia. Selama itu aku selalu pulang sekolah dengan arah yang berlawanan. Dia begitu sempurna untuk perempuan yang aku kenal pertama kalinya. Mungkin dia tidak tahu siapa saya karena aku tidak pernah ngobrol bareng. Selain itu biar tidak ada yang tau karena aku tidak ingin mengganggu teman sekelas bahwa aku dan dia saling suka.
Dikota pindahan itu aku terus menjaga perasaanku untuk tidak menyukai perempuan lain. Aku pergi tanpa meninggalkan pesan ataupun jejak sedikitpun. Cukup mengetahui letak rumahnya saja sudah berarti.
Di kota perantauan aku mempunyai banyak teman hingga akhirnya menanyakan siapa cewekku. Aku hanya tersenyum dan menyembunyikan siapa perempuan yang terus ku ingat wajahnya. Aku bilang aku tidak punya cewek. Teman itu tertawa dengan rasa percaya diri nya, tidak mungkin aku tidak punya cewek.
Lulus SD SMP aku terus mengingat wajahnya meskipun ku kenal perempuan lain. Hingga aku mencoba untuk mencintai perempuan lain sewaktu kelas XII SMA. Aku menyukai banyak cewek. Ketika lulus SMA dan aku melanjutka ke universitas Jakarta aku putuskan cewek itu. Dari situ aku memainkan banyak perasaan seorang perempuan. Aku punya alasan yang tidak bisa diceritakan.
Di dunia kampus aku terus menjaga apa yang aku lihat. Ada seorang senior cewek yang meng-ospek in yang ga jadi marah ketika melihatku datang terlambat. Cewek itu memberi kesempatan temannya untuk memarahiku. Dia memilih untuk menjauhiku. Apakah dia menyukaiku, aku pun juga tidak tahu persisnya. Tidak mungkin cewek itu menyukaiku karena dia terlihat sangat sempurna. Wajahnya terlihat sangat familiar seperti pernah melihatnya mungkin di salah satu stasiun tv.
Dari semua yang terjadi aku biarkan semuanya. Hingga hilangnya semangat untuk terus menghirup setiap udara. Tapi masih mencoba mencari sebuah arti dibalik tarikan dan hembusan nafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar